WODEA, Sukses Bisnis Pajangan Kayu Para Mahasiswa
wodea
Konsumennya bukan cuma orang yang sudah
punya rumah.
Bisnis.com, JAKARTA - Banyaknya orang yang senang menata rumah
ternyata membawa berkah. Salah satunya bagi produsen pernik-pernik hunian.
Selain bisa meraih untung besar, bisnis ini layak dijajal lantaran pemainnya
masih sedikit.
Pelaku usaha yang menawarkan pernik-pernik
rumah tangga berbahan kayu adalah Woodea. Merk asal Jakarta ini diusung oleh empat orang mahasiswa sejak September 2013 lalu.
Salah satu pemilik Woodea, Dwi Syurrahmi,
mengatakan ide awal merintis usaha sebenarnya bermula
dari tugas mata kuliah. “Kami diwajibkan untuk membuat bisnis awal yang unik
dan berbeda dari yang lain,” ujar dara berusia 18 tahun ini.
Sebelum memulai bisnis, Dwi dan ketiga rekannya terlebih dahulu
melaksanakan riset pasar. Hasil riset tersebut menyebutkan masyarakat kini
tengah menggemari pernik-pernik pengisi rumah atau kamar.
Selain itu, mereka juga melihat banyak
orang yang senang menggunggah foto atau gambar berisi kutipan-kutipan bernada
positif. Hal ini jelas terlihat dari banyaknya orang yang mengungkapan perasaan
lewat kutipan di media sosial.
Mereka pun terpikir untuk menggabungkan keduanya. Salah satu produk yang
dihasilkan adalah pajangan dinding dari kayu yang permukaannya dilukisi
kutipan.
Setelah menyiapkan produk selama tiga bulan, Dwi dan kawan-kawannya menjual
produk Woodea ke pasar pada Januari 2014. Tak disangka, banyak orang tertarik
dengan pajangan tersebut. Karena mengusung desain yang tengah menjadi tren,
produk tersebut disukai oleh orang dewasa dan anak muda.
Untuk menjaring lebih banyak konsumen, Dwi
sering kali mengikuti pameran kerajinan tangan di daerah Jakarta dan
sekitarnya. Selain itu, mereka juga bergerilya di dunia maya. Salah satu cara yang
mudah dan cepat dan dengan media sosial.
Kendati baru berusia seumur jagung, produk Woodea ternyata mengalami
berkembang. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya pesanan dari konsumen.
“Kapasitas produksi kami belum bisa memenuhi semua pesanan konsumen. Hal ini
memacu kami untuk membesarkan merk Woodea,” katanya.
Harga pajangan kayu Woodea dijual mulai dari Rp200.000—Rp300.000 per buah.
Dari situ, Dwi dan teman-temannya bisa meraih untung sekitar 35%-40%.
Produk pajangan rumah dari material kayu
yang diproduksi Woodea masih tergolong skala rumahan. Kendati demikian, produk
yang mereka hasilkan tetap berkualitas.Hal inilah yang dilakukan oleh tim
Woodea. Dwi mengklaim semua produk yang mereka hasilkan adalah buatan tangan (handmade).
Bukan itu saja, mereka juga bekerja sama
dengan pelukis yang ada di sanggar dan jalanan. “Kami melihat para pelukis
makin terhimpit di era digital. Tidak banyak orang yang menggunakan jasa mereka karena sudah ada aplikasi
di komputer. Kami ingin mengajak mereka agar bisa tetap berkeasi,” kata Dwi.
Selain menggunakan jasa pelukis jalanan,
Dwi juga mengaplikasikan teknik lain yang disebut phyrography. Di teknik ini,
mereka melukis kata-kata di atas permukaan kayu menggunakan solder panas. Agar tidak monoton, Woodea mengeluarkan beberapa seri desain,
misalnya tema kemenangan (victory), cinta, dan musik.
Soal peluang, baik Dwi
setuju bisnis ini memiliki potensi yang besar. Seiring dengan makin
meningkatnya bisnis properti di Indonesia, banyak
orang yang senang membeli pernik-pernik untuk menata rumah atau kamar mereka.
"Konsumennya
bukan cuma orang yang sudah punya rumah. Banyak anak muda yang membeli pajangan
untuk diletakkan di kamar tidur mereka."
Editor : Fatkhul Maskur
0 komentar:
Posting Komentar