Harapan
berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu
terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah
manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu
yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau
dalam spektrum sederhana, harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai
sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi
dan tujuan.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain:
1. Pengertian dan makna harapan
2. Harapan sebagai fenomena nasional
3. kepercayaan
4. manusia dan harapan
5. nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur
6. harapan terakhir
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain:
1. Pengertian dan makna harapan
2. Harapan sebagai fenomena nasional
3. kepercayaan
4. manusia dan harapan
5. nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur
6. harapan terakhir
Pembahasan
- Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan,
berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu
membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai
harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang
bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa "Si pungguk merindukan bulan".
Berhasil
atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh
nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan
harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha
dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan
sarana terkabulnya harapan.
- Persamaan Harapan dan Cita-cita
Harapan berasal
dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan berarti sesuatu
yang diinginkan dapat terjadi. Dengan
demikian harapan menyangkut masa depan.
Contoh Harapan:
Ø Budi seorang
mahasiswa Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan didalam ujian semester mendapatkan angka yang baik
Ø Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena itu berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.
Dari kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir ialah terjadinya buah keinginan,
karena
itu mereka bekerja keras. Budi
belajar tanpa
mengenal waktu dan Hadir bekerja tanpa mengenal lelah. Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya
apa yang diharapkan. Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha
yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan
mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan
cita-cita pada umumnya pedu setinggi
bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu
:
Ø keduanya menyangkut masa depan
karena belum terwujud
Ø pada umumnya dengan
cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
- Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap
lahir ke dunia langusung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun
yang luput dari pergaulan hidup.
Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/
spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong
orang hidup bergaul dengan manusia lain,
yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
1.
Dorongan
kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan
dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk itu semua.
Dorongan kodrat
menyebabkan manusia mcmpunyai keinginan
atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya
orang yang menonton pertunjukan
lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton
tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak
tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat
juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena
binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang. Walau bagaimanapun juga besar
sekali perbedaannya. Perbcdaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa
manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya.
Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang benar dan mana
yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat
ini, maka manusia mempunyai harapan.
2.
Dorongan
kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula
bahwa manusia mempunyai bermacam-rnacam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya
dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani
dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan
jasmaniah misalnya ; makan, minum,
pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan). ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia
bekerja sarna dengan manusia
lain. Hal ini disebabkan kemampuan
manusia sangat terbatas, baik
kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow
sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a)
Kelangsungan
hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat
tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap
bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan
hidup manusia.
Sandang,
semula hanya berupa perlindungan/kemanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca.
Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan kemanan,
tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Papan
yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia,
karena rumah itu sebagai tempat
berlindung, dari panas, gelap, dan
sebagainya.
Untuk
mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia sejak kecil
telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh pangan,
sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan
harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang dan papan yang layak
terpenuhi.
b)
Keamanan (safety)
Setiap orang membutuhkan
keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah
besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang
nampak, secara moral orang lain dapat memberi
rasa aman. Dalam hal ini agama
sering merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara
fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
c)
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be
loving and love)
Tiap orang
mempunyai hak dan kewajiban.
Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena
itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. "Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil saja, semua diatur!" ltu suatu
pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa. sehingga sudah saatnya
mempunyai harapan untuk dicintai dan
mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya.
Pada usia itu, biasanya terjadi konflik
batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang
sifat-sifat orang tua yang dianggap
tidak sesuai dengan alamnya.
d)
Diakui lingkungan
(status)
Setiap manusia
membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu
"untuk apa" ada lirik yang berbunyi
"aku ini anak siapa,
mengapa aku ini dilahirkan", Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap
manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga,
status dalam masyarakat, dan status dalam
negara. Status itu penting. karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara
lain melekat pada status orang.
itu. Misalnya ada anak haram,
biarpun anak haram itu tingkah
lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif.
Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi
makan/pertolongan kepada anak jadah
(haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya
harapan untuk memperoleh
status ini berarti orang menguasai
hak milik nama baik, ingin berprestasi,
ingin mengingkatkan harga diri, dan
sebagainya.
e)
Perwujudan
cita-cita (self actualization)
Selanjutnya manusia
berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
- Doa
Pengertian Doa
Menurut
bahasa do’a berasal dari kata “da’a” artinya memanggil. Sedangkan menurut
istilah syara’ do’a berarti “Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon
terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
DOA adalah sebuah tempat untuk meminta,
bersyukur, berkomunikasi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam berdoa kita memiliki
hak istimewa untuk berbicara, memohon, kepada yang Mahakuasa. Hendaknya doa di
pelajari dengan baik dan di terapkan dalam sisi kehidupan. Dengan melalui doa berkatNya
bisa mengalir pada kita, dan kita dapat memenangkan segala problematika yang
sedang kita hadapi.
Macam-macam doa :
Syeikh
Abdurrahman bin Sa’diy berkata: “Setiap perintah di dalam al Qur’an dan
larangan berdo’a kepada selain Allah, meliputi do’a masalah (permintaan) dan
do’a ibadah.”
Adapun perbedaan
antara kedua macam do’a tersebut adalah:
Do’a masalah
(permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari
kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan
yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala.
-red. vbaitullah)
b) Permintaan
yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan
memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar
atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan
yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa
dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau
membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do’a
Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah
baik lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah
misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
Contoh-contoh doa :
Contoh doa
sehari – hari
- Do’a Sebelum Makan
“Allahumma
baarik lanaa fiimaa razaqtana wa qinaa ‘adzaa-bannaar.
Bismillahirrahmaaniraahiim.”
Artinya : Ya
Allah berkahilah kami dalam rezki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan
peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. (HR. Ibnu as-Sani)
- Do’a Sesudah Makan
“Alhamdulillahilladzii
ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa muslimiin.”
Artinya : Segala
puji bagi Allah Yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami
muslim. (HR. Abu Daud)
“Alhamdulilaahilladzi
ath’amanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwwatin.”
Artinya : Segala
puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan melipahkannya kepadaku
tanpa daya dan kekuatanku. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
- Do’a Sebelum Tidur
“Bismikallahhumma
ahyaa wa bismika amuut.”
Artinya : Dengan
nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. (HR. Bukhari dan
Muslim)
- Do’a Sesudah Bangun Tidur
“Alhamdulillaahil
ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin nusyuur.”
Artinya : Segala
puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nya-lah
kami akan kembali (HR. Bukhari)
- Do’a Terkejut Bangun Dari Tidur
“A’uudzu
bikalimaatillahit tammaati min ghadhabihi wa min syarri ‘ibaadihi wa min
hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruun.”
Artinya : Aku
berlindung dengan kalimah Allah yang sempurna dari kemarahan Allah dari
kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan setan dan dari kehadiran mereka
(HR. Abu Daud dan Tir-middzi)
- Do’a Mimpi Baik
“Alhamudlillaahirrabbil
‘alamiin.”
Artinya : Segala
puji bagi Allah Tuhan sekalian alam (HR. Bukhari)
- Do’a Mimpi Tidak Baik
“Allaahumma
innii a;uudzu bika min ‘amalisy syaythaani, wa sayyi’aatil ahlaam”
Artinya : Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan dari
mimpi-mimpi yang buruk (HR. Ibn as-Sani)
- Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya
mengakui atau meyakini
akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal
yang berbubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran. Ada ucapan yang sering
kita dengar ia tidak percaya pada
diri sendiri, saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya, bagaimana juga kita
harus percaya kepada pemerintah, kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran Al-Quran.
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan
sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang bukan karena merupakan
hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu dapat
dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan
itu dapat dipercaya atau tidak, Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya
itu disebut
kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahukan mengenai
pengetahuan itu makin besar
kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang
dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan-langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya. Kepercayaan dalam
agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan
sendiri menimbulkan juga hak
beragama menurut keyakinan.
Dalam
hal beragama tiap-tiap orang
wajib menerima dan menghormati
kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
- Kebenaran
Kebenaran
atau benar
amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai
arti
khusus bagi hidupnya. Ia merupakan
fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam
Tingkah laku, ucapan, perbuatan
manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia
sadar, bahwa ketidak
benaran dalam bertindak maupun berucap dapat mencemarkan
atau menjatuhkan namanya, seperti
peribahasa yang mengatakan, "sekali langsung ke ujian, selama
hidup orang tak percaya",
karena itu, wajarlah kalau ketidakbenaran
dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian,
dan kedukaan.
Dalam
agama Budha ada ajaran yang dinamakan
"jalan utama delapan ruang". Yang isinya, agar setiap pemeluknya
memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata
percaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar. Tujuan
ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan ketidakpastian. Ajaran
kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa
kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha
mencari mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
Dr.Yuyun
Suriasumantri dalam bukunya "filsafat
Ilmu, sebuah pengantar Populer ada tiga teori kebenaran sebagai
berikut :
1)
Teori koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati
2)
Teori
korespondensi
Suatu teori yang
menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung
pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pernyataan tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia
3)
Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam
kehidupan
praktis.
Dalam
berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah
kebenaran dalam bertindak,
berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapa. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.
- Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat
dibedakan atas:
- Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan
setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang. Dirinya
mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
- Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada
orang lain itu dapat berupa
percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan
kepada orang lain itu sudah tentu percaya
ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya
karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu ham dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi
membuat janji kepada orang lain.
- Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.
Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal
dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah
dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya
Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena
semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama
pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung
dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan
pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat
adalah negara, rakyat itu menjelma
pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang mempunyai
arti hanya dalam masyarakat, negara.
Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak
pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. Satu-satunya yang mempunyai
hak ialah negara;
manusia perorangan tidak
mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban
(negara diktator)
Jelaslah
bagi kita, baik teori atau pandangan
teokratis ataupun demokratis
negara atau
pemerintah itu benar, karenan Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah
jika manusia sebagai warga negara percaya
kepada negara/pemerintah.
- Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya,
tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan
dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting,
karena merupakan tali kuat yang
dapat menghubungkan rasa manusia dengan
Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya,
apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya. Sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan
daya kekuatannya. Oleh karena
itu jika manusia berusaha
agar mendapat pertolongan
dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab
Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.
Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang
maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya
merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia
untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha
itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha
itu antara lain:
a)
meningkatkan ketaqwaan
kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b)
meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat
c)
meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia
dengan jalan suka menolong,
dermawan, dan sebagainya
d)
mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e)
menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki,
fitnah, dan sebagainya
Referensi
0 komentar:
Posting Komentar