Jumat, 10 Juli 2015

EKONOMI KOPERASI



PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN KOPERASI DI NEGARA BERKEMBANG

Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan Dunia Ketiga, sebuah istilah yang digunakan pada masa perang dingin. Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat dijadikan acuan untuk menentukan suatu negara dikatakanmaju atau berkembang. Negara yang sudah berhasil dalam pembangunan sering disebut dengan negara maju, sedangkan negara yang masih sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disebut dengan negara berkembang.

NEGARA KOLOMBIA
·         Data tahun 2005 menyebutkan bahwa lebih dari 3,3 juta orang menjadi anggota koperasi atau 8,01 % dari jumlah populasi penduduk Kolombia.
·         Di Colombia, 6.462 Koperasi menyumbang 5,25 % dari PDB Kolombia di tahun 2005. Saludcoop, sebuah Koperasi kesehatan menyediakan layanan kesehatan untuk 15,5% penduduk Kolombia. Koperasi kopi di Kolombia juga menguasai pangsa pasar kopi Kolombia sebesar 33,78%. Selanjutnya Koperasi jasa keuangan di Kolombia juga berkontribusi 5,8 % dari pangsa pasar jasa keuangan di seluruh Kolombia.
·         Lebih dari 4 juta orang anggota koperasi atau 9,17% dari jumlah penduduk. (Source: CONFECOOP. Sector Cooperativo Colombiano 2007).
·         Gerakan koperasi menyediakan 111.951 lowongan pekerjaan langsung dan dan lowongan pekerjaan tambahan sekitar 500.450 pekerjaan sebagai pemilik pekerja-pekerja di koperasi – Koperasi menyediakan 3,49% dari semua lowongan pekerjaan di negara tersebut. 24,41% dari lowongan pekerjaan di sektor kesehatan, 18% dari lowongan pekerjaan di sektor transportasi, 13% lowongan pekerjaan di sektorindustri, 11% lowongan pekerjaan di sektor keuangan, 8,31% lowongan pekerrjaan di sektor pertanian dan 7,21% pada keuangan sektor. ( Source: CONFECOOP. Sector Cooperativo Colombiano 2007 ) (Sumber: CONFECOOP. Cooperativo Sektor Colombiano 2007)
·         Pergerakan Koperasi menyediakan 109.000 pekerjaan dan ditambah 379.000 sebagai pemilik sekaligus pekerja di Koperasi pekerja. Koperasi menyediakan 23 % pekerjaan di sector kesehatan, 18 % di sektor transportasi, 13 % di sektor industry, 11 % di sektor keuangan dan 9 % di sektor pertanian.

SUMBER :
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/04/kamboja-artikel-lengkap.html
https://eghasyamgrint.wordpress.com/2010/12/20/ayo-berkoperasi/
http://www.indonesiabangundesa.org/artikel/perkembangan-koperasi-di-luar-negeri

Jumat, 05 Juni 2015

Ekonomi Koperasi





Contoh Koperasi di Indonesia  :
Koperasi Karyawan Garuda Indonesia Group (KOKARGA)


Ø  Jenis dan Bentuk Koperasi serta Permodalannya

Koperasi Karyawan Garuda Indonesia Group (KOKARGA) Dahulu Koperasi Serba Usaha dan Pensiun Garuda Jakarta didirikan pada tanggal 1 September 1972. Anggaran dasar tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan diantaranya pada tanggal 27 Juli 1988 nama Koperasi Serba Usaha Buruh dan pensiun Garuda diubah menjadi Koperasi Karyawan Garuda Indonesia dan tanggal 31 Agustus 1994. Perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 456/BH/PAD/KWK.9/XII/1996 tanggal 11 Desember 1996.
Berdasarkan akta perubahan Anggaran dasar Koperasi Karyawan Garuda Indonesia Group (Kokarga) No. 3 tanggal 5 Juli 2011 oleh Notaris Silvia Ninawaty S dan telah dilaporkan dan dicatat di kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan nomor : 343/Dep.1.1/VII/2011 tanggal 22 Juli 2011, yang merubah tempat kedudukan dari jalan Gunung sahari nomor 52, Jakarta Pusat ke lantai dasar Gedung Serbaguna GMF, Area Garuda City Centre Perkantoran Bandara International Soekarno-Hatta, Kelurahan panjang, Kecamatan Benda, kota Tangerang, Banten; Merubah prosentase sisa hasil usaha koperasi dan menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan khusus yang memuat ketentuan - ketentuan pelaksanaan dalam Anggaran Dasar.

Sesuai dengan Anggaran dasar koperasi, keanggotaan koperasi adalah karyawan PT. Garuda Indonesia dan anak usahanya. Jumlah anggota koperasi per 31 Desember 2011 adalah 7.871 anggota dan per Desember 2012 adalah 7.856 Anggota.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Koperasi Karyawan Garuda Indonesia (KOKARGA) menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan usaha anggota, sebagai berikut :
a.       Menyelenggarakan usaha jasa rekanan, jasa cleaning service, jasa perjalanan wisata, jasa angkutan barang, jasa perumahan anggota dan jasa transportasi untuk keperluan anggota.
b.       Menyelenggarakan usaha simpan pinjam uang kepada anggota yang bersifat konvensional dan/ atau yang berasaskan syariah.
c.        Mengusahakan pengadaan barang dan jasa untuk keperluan anggota dan bukan anggota.
d.       Mengadakan kerjasama antar koperasi dengan pihak lain, perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bidang usaha dan/ atau permodalan yang saling menguntungkan.
e.        Usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi anggota dan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, ketertiban umum dan kesusilaan.

Ø  Keberhasilan dan pencapaian dari koperasi

o   Sebagai koperasi yang berada di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini PT Garuda Indonesia,  fungsi dan sekaligus misi KOKARGA adalah mitra perusahaan dalam memberikan kesejahteraan  bagi karyawan dan  masyarakat sekitar  (corporate social responsibility-CSR).   Perusahaan dapat  membagi  bebannya ke koperasi dalam menyejahterakan karyawan, seperti  kebutuhan perumahan, transportasi, pendidikan, kesehatan maupun pengadaaan barang perusahaan.

  
o  Dengan visi  sebagai koperasi yang terbaik di lingkungan koperasi-koperasi BUMN, kehadiran KOKARGA selama ini terbukti telah ikut membantu perusahaan dalam memenuhi berbagai kebutuhan karyawan.  Sepanjang dua dasawarsa  berkiprah memang tidak mudah bagi KOKARGA untuk mencapai prestasinya seperti saat ini. Kuncinya adalah konsistensi yang oleh pengurus koperasi ini ditempatkan sebagai kunci untuk memenuhi pelayanan yang prima, tulus dan ikhlas untuk segenap anggota. “ Mengurus koperasi itu gak mudah  karena yang kita kelola uangnya orang banyak, kalau tidak amanah pasti bubar bahkan bisa masuk penjara. Itu yang saya tekankan kepada teman Pengurus agar konsisten dalam pelayanan,” kata Ketua KOKARGA Sopyan Iskandar kepada Majalah PELUANG beberapa waktu lalu di kantornya.  Lantaran sikap  konsisten itu KOKARGA melewati tahun 2014 dengan kinerja usaha yang cukup bagus dengan perolehan  SHU sebesar  Rp 4,7 miliar atau naik 32% dibanding tahun lalu. Dengan sukses yang sudah dicapai melalui kerja keras, transparansi dan demokratisasi anggota itu, KOKARGA agaknya bisa menjadi contoh bagi pengelolaan koperasi  yang baik di lingkungan BUMN, apalagi sukses yang diraih tidak sekadar wacana tetapi juga berhasil mendulang usaha dengan aset saat ini mencapai Rp 150 miliar.  KOKARGA memang berharap dapat menjadi   menjadi pionir dan inspirator gerakan manajemen bersih yang bebas dari unsur korupsi, sehingga keberadaannya  bisa sekaligus alat kontrol bagi manajemen di lingkungan perusahaan milik negara.

o   Sukses mengelola usaha simpan pinjam, Kokarga bertekad memperluas pasarnya di luar karyawan Garuda Grup. Targetnya tahun 2015 membuka perwakilan di sejumlah kota besar seperti Denpasar, Makassar, Surabaya dan Medan.

Unit simpan pinjam masih menjadi leading sector Koperasi Karyawan Garuda (Kokarga) dalam meningkatkan kinerja usahanya. Dari sejumlah unit usaha yang dikembangkan, simpan pinjam berkontribusi cukup signifikan yaitu mampu menyalurankan pinjaman mencapai Rp 101,927 miliar. Yang menggembirakan penghimpunan dana tidak lagi mengandalkan perbankan yang hanya Rp 24,422 miliar atau turun 22% dibanding pinjaman bank tahun 2013 sebesar Rp31,432 miliar. Tingginya partisipasi anggota, kata Ketua Kokarga Sopyan Iskandar, membuat pengurus berani mengambil langkah ekspansi penyaluran dana di luar anggota. “Kokarga membutuhkan terobosan usaha yang lebih inovatif, jika hanya mengandalkan bisnis di lingkungan internal, maka hasilnya hanya itu-itu saja dan tidak memberi nilai tambah kepada anggota,” ujarnya di sela RAT Kokarga ke XXIV pada 26 Maret lalu di Sragen, Banten. RAT dibuka oleh Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Choriul Djamhari.

Dengan jumlah anggota yang kini mencapai 7.482 orang, dan aset Rp 150,486 miliar, pertumbuhan bisnis Kokarga, lanjut Sopyan sangat potensial. Menurut dia, tugas pengurus hanya menumbuhkan partisipasi dan semangat memimpin Kokarga yang militan, setelah itu aspek permodalan koperasi ini bakal berjalan aman, karena makin mendapat kepercayaan anggota.

“Koperasi bisa dibilang sukses jika didukung oleh partisipasi permodalan dari anggotanya sehingga dana pihak luar tidak lagi dominan. Berbekal dari kepercayaan anggota itulah kami berani mengambil langkah ekspansif, “ imbuh Sopyan. Namun dia menjelaskan langkah ekspansi itu masih berada di koridor Garuda Grup, terutama yang terkait dengan karyawan perusahaan penerbangan dan pihak PT Angkasa Pura.

Selain itu, lanjut Sopyan pihaknya, terlebih dulu melakukan revitalisasi sistem teknologi informasi, keuangan dan marketing, sehingga manajemen nantinya tidak ‘kedodoran’ saat menerjemahkan kebijakan pengurus di lapangan.

Mengacu pada neraca aktivitas Kokarga tahun buku 2014, kontribusi anggota di sektor simpan pinjam tampak dominan, simpanan tabungan dan deposito tercatat sebesar Rp 74,865 miliar. Peranan dana tersebut cukup signifikan dalam memberikan layanan pembiayaan kepada anggota. Kontribusi terhadap equivalent rate revenue mencapai 1,58% per tahun dibanding dengan kontribusi dana bank yang hanya 0,38% per tahun. “Jumlah pendapat usaha simpan pinjam meningkat sebesar 17% dibanding tahun 2013 bahkan naik sebesar 3,4% dari target dalam rencana kerja 2014,” tutur Sopyan lagi.


SUMBER :