Sabtu, 26 April 2014

Tulisan Komunikasi Bisnis

Bagaimana Menyikapi Keluarga yang Tidak Mendukung Bisnis Anda

Dogma yang beredar di masyarakat, entrepreneur adalah pekerjaan yang beresiko. Memang benar. Dunia entrepreneur penuh beresiko. Dan dia bisa jadi jauh lebih beresiko ketika Anda tidak memiliki keluarga dan sahabat yang mendukung keputusan Anda untuk commit di dunia entrepreneur. Lalu, bagaimana Anda menyikapi lingkungan yang tidak apresiatif seperti ini? 11 entrepreneur berikut angkat bicara melalui Twitter mereka mengenai bagaimana menyikapi lingkungan yang tidak mendukung ketika mereka memutuskan menjadi entrepreneur.

1. Ikuti mimpi Anda.
“Lakukan hal-hal yang membuat hidup Anda lebih bahagia. Jika menjadi entrepreneur adalah satu hal yang bisa membuat Anda bahagia, maka lakukan saja.” – Derrick M. Guest, @griotsroll

2. Ceritakan pada mereka apa yang Anda inginkan.
“Jelaskan pada keluarga dan teman Anda dengan baik. Mereka bukanlah pembaca pikiran. Apalagi jika mereka tidak pernah berbisnis. Mereka tidak akan pernah mengerti. Katakan bila Anda butuh dukungan. Jelaskan pula pada mereka tentang bagaimana mereka bisa mendukung Anda, karena dukungan akan sangat penting bagi kesuksesan Anda.” – Laura Umfer, @lauraumfer
keluarga-tidak-mengizinkan-bisnis
3. Jangan menyerah.
“Memulai bisnis adalah sebuah kerja keras, dan hal ini bisa jadi semakin berat ketika keluarga anda tidak mendukung passion Anda. Tetapi jangan menyerah. Cobalah untuk memisahkan antara bisnis dengan kehidupan keluarga Anda. Dan terus berjuang untuk mencapai gol Anda. Kelak, mereka akan melihat pilihan Anda sebagai sesuatu yang layak diperjuangkan.” – Tom Cumpsty, @cumpsty

4. Gunakan tekanan sebagai kekuatan Anda.
“Salah satu kualitas yang dimiliki oleh entrepreneur sukses adalah kemampuan untuk berkembang di luar berbagai macam bentuk tekanan. Tekanan harusnya menjadi katalis yang menginspirasi Anda untuk mencapai kesuksesan.” – Victor Kwegyir, @vikek

5. Berhenti meminta persetujuan dari keluarga Anda.
“Hal ini membuktikan bahwa Anda adalah manusia dewasa. Bukan anak kecil atau remaja seperti yang mereka lihat selama ini. Tetapi jika pun dukungan mereka benar-benar penting bagi Anda, mintalah mereka untuk menerima apa yang anda lakukan meskipun mereka tidak  setuju. Hal inilah yang dilakukan oleh keluarga. Berikutnya, lipat lengan baju Anda dan bersiaplah untuk sibuk. Tidak ada hal lain yang mampu mengundang dukungan selain bisnis yang sukses. Ketika Anda menginginkan rasa hormat, maka dapatkan dengan usaha keras.” – Hunter Phoenix, @Hunter_Phoenix

6. Ciptakan batas kewajaran.
“Pahami bahwa teman dan keluarga mungkin mencintai Anda, tetapi mereka tidak akan selalu mengerti atau memiliki komitmen yang sama terhadap gol Anda. Ketika Anda sedang bersama teman atau keluarga Anda, buat batasan mengenai manakah komunikasi yang dapat diterima dan manakah yang tidak. Jelaskan bahwa cibiran tentang usaha Anda bukanlah hal yang bisa diterima. Anda mungkin tidak akan membuat mereka mendukung Anda, tetapi Anda tidak akan membiarkan mereka menghalangi atau mematahkan semangat Anda.” – Judi Cineas, @DrJudiC

7. Temukan orang lain untuk mendukung Anda.
“Hal ini bisa berarti anggota keluarga, mantan guru, sahabat, atau kolega Anda yang lainnya. Anggota keluarga Anda yang sekarang mungkin over protektif, kurang berjiwa entrepreneur, atau bervisi pendek. Tetapi jangan biarkan negativitas mereka menghentikan Anda dari upaya Anda menggapai mimpi.” – Tracey Gold, @chiK9concierge

8. Maklumi ketika visi Anda tidak bisa selalu dibagi dengan orang lain.
“Kadang-kadang, orang lain tidak dapat berbagi visi dengan Anda. Entah karena mereka melihat sesuatu yang tidak Anda lihat, atau sebaliknya. Hal ini tidak boleh mematahkan semangat Anda. Anda harus tetap melakukan apa yang harus Anda lakukan. Bisnis kecil adalah tulang punggung ekonomi. Setiap entrepreneur besar dimulai dari bisnis kecil. Anda harus bangga.” – Joel Joseph, owner A to Z electronics.

9. Jangan menurut.
“Keluarga anda tidak dapat disalahkan jika mereka tidak mendukung niat bisnis Anda. Mereka ingin melihat Anda mengambil jalan yang stabil. Ketika mereka membujuk Anda untuk mengambil jalan yang aman dengan bekerja pada orang lain, faktanya tidak ada jaminan keamanan di sana. Contohnya bos Anda mungkin menghadapi kebangkrutan. Mereka harus memotong budget dan melakukan PHK. Mereka bisa menyingkirkan Anda kapan saja berdasarkan performa Anda. Tetapi, ketika Anda memiliki bisnis sendiri, Anda akan memiliki lebih banyak kontrol. Maka, jangan mendengarkan mereka yang melarang Anda. Tetapi gandakan usaha Anda untuk menghadapi keraguan orang lain.” – Ian Aronovich, @GovtAuctions

10. Protektif terhadap mimpi Anda.
“Salah satu saran terbaik yang pernah saya terima ketika menjalankan bisnis adalah memperlakukan bisnis sama halnya seperti membesarkan bayi. Artinya, Anda harus menjaga bayi Anda tetap aman. Anda memeliharanya, melindunginya, dan mendekapnya erat. Menjadi seorang ibu sekaligus memiliki 2 bisnis membuat saya melihat ada kesamaan di antara keduanya. Anda tidak perlu meminta persetujuan orang lain untuk melahirkan. Keamanan bayi anda tergantung pada bagaimana Anda membesarkannya.” – Suzannah Scully, @suzannahscully

11. Percaya pada diri Anda sendiri tanpa menjadi arogan dan mengabaikan keluarga Anda.
“Saya pikir 100% benar bahwa banyak dari entrepreneur sukses memiliki orang atau keluarga yang meragukan mereka di awal karir mereka. Tetapi, Anda harus mengambil alih kontrol hidup Anda dan dengan tegas membuat keputusan.” – Adam Grunwerg, @SearchableUK


Sumber : http://studentpreneur.co/

Tulisan Komunikasi Bisnis

7 Keuntungan menjadi Entrepreneur
Jadi Entrepreneur tidak enak, susah dan banyak ruginya? Ya, memang hal itu ada benarnya. Namun, sebenarnya ada lebih banyak keuntungan yang bisa diraih ketika kita memutuskan untuk menjadi Entrepreneur daripada profesi pekerjaan lainnya. Berikut 7 keuntungan menjadi Entrepreneur versi Studentpreneur:

1. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang
.
Kebanyakan Entrepreneur sukses karena mereka berhasil memilih bidang bisnis yang sesuai dengan minat mereka. Selama bekerja mereka melakukan avocation (hobi) sekaligus mengerjakan vocation (work). Harvey McKay pernah berkata “Temukanlah pekerjaan yang Anda cintai, maka Anda tidak perlu bekerja seharipun dalam hidup Anda.” Hal ini pun diwujudkan oleh para Entrepreneur karena apa yang mereka kerjakan juga adalah kegemaran mereka juga. Akibatnya mereka sangat menikmati bidang pekerjaan tersebut karena bagi mereka bekerja juga seperti bersenang-senang.

2. Dapat mencapai potensi penuh Anda.

Ada begitu banyak orang yang mengerjakan tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya dengan perasaan terpaksa. Mereka menganggap pekerjaan itu sebagai rutinitas karena mereka hanya bekerja biasa saja sesuai deskripsi pekerjaannya sehingga mereka pun mengalami rasa bosan karena pekerjaannya tidak menarik. Jika sudah bosan maka orang tersebut pasti tidak memiliki semangat dan antusiasme tinggi dalam bekerja sehingga tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Berbeda halnya dengan Entrepreneur yang menganggap bekerja sama menariknya seperti bermain. Lahan pekerjaan yang ditekuni adalah sarana mereka untuk berkreasi, mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri. Semakin tinggi semangat dan rasa antuasiasme seseorang, semakin tinggi juga kreativitas yang dimiliki. “Saya ingin berada pada situasi dimana perkembangan bisnis saya hanya dibatasi oleh bakat dan daya upaya yang saya miliki,” ujar Tim Mc.Donald yang mulai berbisnis sendiri sejak usia 31 tahun.

3. Dapat meraih keuntungan atau penghasilan yang batasnya terserah Anda.

Uang memang menjadi salah satu faktor yang memotivasi seseorang untuk berbisnis. Namun kebanyakan Entrepreneur tidak menjadikan uang sebagai tujuan utama mereka dalam berbisnis. Banyak Entrepreneur yang tidak pernah menjadi super kaya, namun kebanyakan dari mereka telah pantas menyandang gelar “cukup kaya”. Bahkan majalah Forbes menyebutkan 75% dari 400 orang Amerika yang masuk dalam daftar orang terkaya, adalah mereka yang kita kenal sebagai Entrepreneur. Menurut riset Thomas Stanley dan William Danko, para pemilik self-employed business termasuk diantara 2/3 dari milyuner di Amerika Serikat. Menjadi Entrepreneur memang terbukti memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi milyuner, daripada seseorang yang bekerja untuk orang lain.

4. Dapat melatih mental baja dan karakter seorang pemimpin.

Nah ini yang paling dibutuhkan oleh negara kita saat ini. Negara kita sedang membutuhkan lebih banyak lagi pemimpin yang dapat bekerja nyata. Siapa yang tidak mengenal Jokowi dan Ahok? Mereka dikenal ketika menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tapi tahukah Anda bahwa sebelum mereka terjun ke dunia politik, mereka juga adalah Entrepreneur. Ingat, Indonesia tidak hanya memiliki Istana Negara, Gedung MPR/DPR, ataupun propinsi DKI Jakarta saja. Masih ada 32 provinsi lainnya termasuk didalamnya juga Kota/Kabupaten/Desa hingga Kelurahan, serta ditambah lagi masih ada berbagai institusi negara lainnya yang masih mengantri untuk dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang memiliki integritas tinggi dan berbagai sifat/karakter yang bisa didapatkan dari pengalaman Entrepreneurship.

5. Dapat menciptakan perubahan.

Entrepreneurship pada intinya sebenarnya berbicara mengenai sebuah perubahan. Ir. Ciputra awalnya adalah seorang arsitek seperti kebanyakan pada umumnya yang selalu hanya mengerjakan proyek milik perusahan yang didapat dari orang lain. Lalu beliau memiliki keinginan untuk memperoleh proyek itu tanpa melalui perusahaan tempatnya bekerja, bahkan ingin memiliki dan mengerjakan proyek itu melalui tangannya. Singkat cerita akhirnya beliau dapat menciptakan perubahan itu dengan keluar dari perusahaan itu lalu mendirikan perusahaan properti sendiri yang dimana sekarang kita tahu hasil karyanya telah terwujud di berbagai tempat di Indonesia.

6. Dapat mewujudkan mimpi.

Setiap orang pasti memiliki mimpi sejak kecil. Sayangnya ketika beranjak dewasa, banyak orang memilih untuk berhenti bermimpi ketika menghadapi kerasnya realita hidup. Memang untuk mewujudkan mimpi tidak semudah membalik telapak tangan. Namun, dengan melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang yang disukai pastinya akan membuat pekerjaan tersebut terasa lebih mudah dan menyenangkan. Itulah sebabnya banyak dari mereka yang menjadi Entrepreneur akhirnya berhasil meraih mimpi yang dicita-citakan.

7. Dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat.

Ada banyak Entrepreneur yang dihargai dan dipercaya oleh masyarakat dengan sangat tinggi karena telah merasakan dan menikmati kontribusi yang dihasilkan oleh para Entrepreneur sukses. Selain itu, Entrepreneur juga memegang peran penting dalam sistem perekonomian, karena baik secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan perekonomian. Salah satu kontribusi nyata yang dihasilkan dari adanya bisnis yang dijalankan oleh Entrepreneur adalah bertambahnya jumlah lapangan kerja sehingga juga dapat membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.


Sumber : http://studentpreneur.co/

Tugas 2 - Komunikasi Bisnis




DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama                          :   Afriliati Nurul Hasanah
Tempat, tanggal lahir    :   Jakarta, 22 april 1993
Alamat                         :  Jl.Sadewa Raya No.10 Bekasi
Jenis kelamin                :  Perempuan
Agama                         :  Islam
Status                          :  Belum Menikah
Tinggi /  Berat badan    :  155 cm / 47 kg
Telepon                       :  085695432115
Email                           :  afriliati@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
(2005)  SDN Pekayon 15 - Jakarta
(2008)  SMP Negeri 184 - Jakarta
(2011)  SMA Negeri  106 - Jakarta
(2015)  D3 Universitas Gunadarma

Keahlian Komputer
·         Ms Office (Ms Word, Ms Excel, Ms Access, Ms PowerPoint)
·         Adobe Photoshop
·         Internet

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan. Atas perhatian bapak/ibu, sebelum dan sesudahnya saya sampaikan terima kasih. 


                                                                                                            Hormat Saya,



                                                                                                ( Afriliati Nurul Hasanah )